Seluruh tetesan mengering
Lubang di dadaku menganga
Hanya saja, tak ada lagi darah segar yang menetes
Tak ada lagi kerinduan yang mengendap
Tak ada lagi penyejuk yang menyelimuti
Lubang itu basah dan kosong
Sepi dan sunyi
Berdebu dan kusam
Tak pernah lagi tersentuh--oleh apapun dan siapapun
Aku tinggal onggokan patung
Tersembunyi dibalik rumput ilalang tinggi
Tertutup kabut putih yang tebal dan menyakitkan
Hanya bisa diam, meringkuk dan menunggu
Apakah ini, ya, rasanya...?
Sungguh sakit
Kini aku baru mengerti semuanya.
Kenapa dulu aku begitu bodoh?
Kenapa dulu aku terlalu bahagia?
Kini aku nyaris tak bisa lagi mengecap apa itu perasaan yang dulu
Aku sudah nggak ingat apa itu menyukai orang
Aku terlalu beku dan setengah koyak
Rasanya sungguh hancur
Kebas akan semua perasaan--bahkan disakiti saja aku sudah nggak peduli
Dipermalukan aku sudah tak menganggap penting
Mati rasa...
Bagaimana sih, rasanya suka itu?
Aku sudah lupa, sepenuhnya
Aku terdiam dalam gelap, tak lagi berusaha menggapai bibir lubang kegelapan tempatku meringkuk
Hanya diam, dan pasrah
Menunggu entah sampai kapan
Detik membunuh, tapi aku bergeming
Mengapa kau sekejam itu?
Lubang di dadaku menganga
Hanya saja, tak ada lagi darah segar yang menetes
Tak ada lagi kerinduan yang mengendap
Tak ada lagi penyejuk yang menyelimuti
Lubang itu basah dan kosong
Sepi dan sunyi
Berdebu dan kusam
Tak pernah lagi tersentuh--oleh apapun dan siapapun
Aku tinggal onggokan patung
Tersembunyi dibalik rumput ilalang tinggi
Tertutup kabut putih yang tebal dan menyakitkan
Hanya bisa diam, meringkuk dan menunggu
Apakah ini, ya, rasanya...?
Sungguh sakit
Kini aku baru mengerti semuanya.
Kenapa dulu aku begitu bodoh?
Kenapa dulu aku terlalu bahagia?
Kini aku nyaris tak bisa lagi mengecap apa itu perasaan yang dulu
Aku sudah nggak ingat apa itu menyukai orang
Aku terlalu beku dan setengah koyak
Rasanya sungguh hancur
Kebas akan semua perasaan--bahkan disakiti saja aku sudah nggak peduli
Dipermalukan aku sudah tak menganggap penting
Mati rasa...
Bagaimana sih, rasanya suka itu?
Aku sudah lupa, sepenuhnya
Aku terdiam dalam gelap, tak lagi berusaha menggapai bibir lubang kegelapan tempatku meringkuk
Hanya diam, dan pasrah
Menunggu entah sampai kapan
Detik membunuh, tapi aku bergeming
Mengapa kau sekejam itu?
0 Thoughts About This Post...:
Post a Comment
Responses to This Post